Teknik Pengambilan Gambar



Resume Modul F_KP3
Materi                         : Teknik Pengambilan Gambar Bergerak 
Keahlian Ganda        : Multimedia
Nama                          : Uci Potale.S,Pd

Indikator atau kompetensi yang harus dicapai peserta setelah kegiatan pembelajaran adalah:
1.        Dapat mengambil gambar bergerak dengan 3 variasi sudut pengambilan gambar.
2.        Dapat mengambil gambar bergerak dengan 3 variasi bidang pandang.
3.        Dapat mengambil gambar dengan mengatur pergerakan kamera panning dan tilting.

Materi

Apa Yang dimaksud dengan Angle ?

Angle adalah teknik pengambilan gambar dengan memperhatikan sudut pandang atau singkatnya sudut pandang pengambilan gambar, untuk menghasilkan gambar atau video yang menarik dan profesional sangat disarankan untuk mengerti dan paham akan angle pada pengambilan gambar, berikut adalah macam-macam pengambilan gambar atau angle.

A.    Variasi Sudut Pengambilan Gambar (Camera Angle)
Hal yang perlu diperhatikan dalam penataan kamera salah satunya adalah camera angle atau sudut pandang kamera. Pemilihan sudut pandang kamera dengan tepat akan mempertinggi visualisasi dramatik dari suatu cerita. Sebaliknya jika pengambilan sudut pandang kamera dilakukan dengan serabutan dapat merusak dan membingungkan penonton, karena makna bisa jadi tidak tertangkap dan sulit dipahami. Oleh karena itu penentuan sudut pandang kamera menjadi faktor yang sangat penting dalam membangun cerita yang berkesinambungan.

Lima macam sudut pengambilan gambar adalah : 

1.      Bird eye angle / Top Angle

Pengambilan gambar pada sudut pandang yang sangat tinggi dan jauh, seperti halnya burung melihat kebawah.  Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian obyek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil, misalnya gedung bertingkat, rumah, jalan, dan sungai.

      (Gambar praweed dari arah atas tebing ) 
      Contoh gambar Bird eye angle


(gambar suasana aksi damai 212 dari arah atas)


2.     Hight Camera Angle



Pengambilan gambar pada sudut pandang yang tinggi. Pengambilan gambar dari atas obyek yang diarahkan ke bawah sehingga mengesankan obyek terlihat kecil. Kesan yang ingin ditimbulkan pada angle ini yaitu kesan tertekan atau lemah.
 


3.      Normal Angle/Eye level
Pengambilan gambar dengan sudut pandang yang normal atau sejajar dengan mata manusia. Posisi kamera dan obyek sejajar. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar dan sering digunakan pada liputan stand up reporting.



4. Low Camera Angle
Pengambilan gambar pada sudut pandang yang rendah. Sudut pengambilan dari arah bawah obyek sehingga mengesankan obyek tampak terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/prominance, berwibawa, kuat, dan dominan.



5. Frog eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan obyek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak. Motivasi teknik pengambilan gambar ini untuk memberikan kesan dramatik pada obyek unik atau aneh.









2. Bidang pandang pengambilan gambar (Frame Size)

Seorang pembuat film harus memiliki pemahaman tentang bagaimana cara membuat ukuran gambar (frame size) atau komposisi yang baik dan menarik dalam setiap adegan filmnya. Pengaturan komposisi yang baik dan menarik adalah jaminan bahwa gambar yang ditampilkan tidak akan membuat penonton bosan dan enggan melepaskan sekejap mata pun terhadap gambar yang kita tampilkan.

a.    Extreme long shot (ELS)
Gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan obyek lagi tetapi latar belakangnya. Fisik manusia nyaris tak tampak, namun dapat diketahui posisi obyek tersebut terhadap lingkungannya.
 





b.    Long shot (LS)
Pengambilan gambar obyek dengan latar belakang yang jelas. Berfungsi sebagai establishing shot (shot pembuka sebelum digunakan shot-shot yg berjarak lebih dekat). Fisik manusia tampak jelas namun latar belakang masih dominan.


c.    Full Shot (FS)
Merupakan teknik yang memperlihatkan komposisi obyek secara total, dari ujung kepala hingga ujung kaki (bila obyek manusia). Tujuannya untuk memperkenalkan tokoh lengkap dengan setting latarnya yang menggambarkan posisi obyek berada.


d. Medium long shot (MLS) atau Knee Shot
Komposisi manusia dan lingkungan relatif seimbang. Gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 obyek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
  
(Puncak Gunung Pulau Komodo_SM3T)

e.  Medium shot (MS)
Sosok manusia mulai dominan dalam frame. Tubuh manusia terlihat dari pinggang ke atas hingga kepala. Gambar ini sering dilakukan untuk master shot pada saat moment interview.

 

f.  Medium Close Up (MCU)

Sosok manusia mulai mendominasi dalam frame. Tubuh manusia tampak dari dada ke atas hingga kepala. Biasanya digunakan untuk adegan percakapan normal.
 
 


g.   Close up (CU)
Komposisi ini untuk memperjelas ukuran gambar. Tubuh manusia terlihat dari leher bagian bawah hingga kepala. Komposisi ini menunjukan penggambaran emosi atau reaksi terhadap suatu adegan.  Biasanya digunakan untuk adegan dialog yang lebih intim.
h.   Big Close Up (BCU)
Pengambilan gambar obyek dari dagu hingga kepala. Gambar ini bertujuan menampilkan kedalaman pandangan mata dan ekspresi wajah. Tanpa kata-kata, tanpa bahasa tubuh, tanpa intonasi, BCU dapat mewujudkan emosi tersebut
i.  Extreme Close Up (ECU)
Penggambilan gambar dengan hanya memperlihatkan detail bagian-bagian tertentu, misalnya hidung, mata, atau telinga.




3. Gerakan kamera dalam pengambilan gambar

Untuk menciptakan gambar yang dinamis dan dramatis, kita perlu mengenal macam-macam gerakan kamera, antara lain panning, tilting, zooming, dan dolly/tracking.

a.    Panning
Pan singkatan dari panorama, yaitu pergerakan horizontal kamera dari kiri ke kanan atau sebaliknya. Pengambilan gambar dilakukan dengan menggerakkan body camera tanpa mengubah posisi kamera. Panning ada 2, yaitu pan right dan pan left.

  
b.    Tilting
Pergerakan vertikal kamera dari atas ke bawah atau sebaliknya. Pengambilan gambar dilakukan dengan menggerakkan body camera tanpa mengubah posisi kamera. Tilting ada 2, yaitu tilt up dan tilt down. Tilt Up yaitu kamera bergerak (menyapu obyek) dari bawah ke atas. Sedangkan tilt down yaitu kamera bergerak (menyapu gambar) dari atas ke bawah.
c.  Zooming
Yaitu gerakan lensa kamera dalam merekam obyek. Dimana posisi kamera dalam keadaan statis/diam, cukup dengan menekan tombol zoom pada kamera atau dengan memutar ring lensa secara manual. Zooming ada 2, yaitu zoom in dan zoom out. Zoom in yaitu gerakan lensa untuk memperbesar atau mendekatkan obyek dalam gambar. Sedangkan zoom out yaitu gerakan lensa untuk merekam obyek mengecil atau menjauh.
d.  Dolly/Tracking
Yaitu pergerakan kamera akibat perubahan posisi kamera secara horizontal. Pergerakan dapat ke arah manapun (maju, mundur, samping kanan, samping kiri, maupun melingkar) sejauh masih menyentuh permukaan tanah. Gerakan kamera maju mendekati obyek disebut dolly in.  
 

Terdapat beberapa teknik lain yang tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan obyek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik, diantaranya:
1)    Backlight Shot
Dalam teknik ini, pengambilan gambar memperlihatkan wajah yang berbayang karena diabaikan oleh lensa kamera. Lensa kamera lebih mengejar cahaya di belakang obyek sehingga obyek menjadi tidak terkena cahaya. Pada prinsipnya, kamera selalu mengejar cahaya yang lebih terang, sehingga jika ada obyek yang menghalangi cahaya maka obyek tersebut akan terlihat gelap.
2. Artificial Framing Shot

Dalam teknik ini, juru kamera menempatkan benda-benda di depan kamera sehingga efek yang muncul adalah keindahan karena kamera tidak langsung membidik obyek, tetapi terhalangi oleh benda yang menjadi foreground.

Dan masih banyak lagi teknik pengambilan gambar.

 
 





Komentar

Posting Komentar