RESUME
MODUL F_KP1
Keahlian
Ganda Multimedia PB. SMKN 1 Kotamubagu
Materi
Tentang “Kamera Video”
Nama : Uci Potale, S.Pd
Keahlian : Multimedia
A. Tujuan
Setelah mengikuti seluruh tahapan pada kegiatan pembelajaran ini peserta dapat:
1. Mengidentifikasi bagian-bagian kamera video serta fungsinya.
2. Menguraikan prinsip kerja kamera video.
3. Menglasifikasi berbagai jenis kamera untuk memroduksi film melalui diskusi.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1.
Dapat mengidentifikasi
bagian-bagian kamera video
2.
Dapat menguraikan
prinsip kerja kamera video
3.
Dapat menglasifikasi
berbagai jenis kamera untuk memroduksi film
1.
Bagian-bagian
kamera video:
-
Lensa
-
Body camera
-
Video Camera Recorder
2.
Prinsip
kerja kamera video
1. Lensa menangkap gambar, lalu diteruskan ke bagian panel penangkap gambar.
Penangkap
gambar atau biasa disebut sensor Charge Couple Device (CCD) -yang
juga berfungsi sebagai view finder-
mengirimkan gambar ke LCD.
2. Gambar
yang ditangkap oleh lensa, dilewatkan pada filter warna yang kemudian akan
ditangkap oleh CCD atau sensor gambar. Jarak antara lensa dan sensor ini
dikenal dengan istilah focal length.
Jarak ini pula yang akan menjadi faktor pengali pada lensa.
3. Tugas
CCD adalah merubah sinyal analog (gambar yang ditangkap oleh lensa) menjadi
sinyal listrik. Pada CCD ini terdapat jutaan titik sensor yang dikenal dengan pixel
4. Gambar
yang ditangkap oleh sensor CCD diteruskan ke bagian pemroses gambar yang
tugasnya memproses semua data dari sensor CCD menjadi data digital berupa file
format gambar, serta melakukan proses kompresi sesuai format gambar yang
dipilih (RAW, JPEG, dan sebagainya). Di bagian ini selain chipset yang
berperan, software (firmware) dari kamera yang bersangkutan juga menentukan
hasil akhir gambar.
5. Proses
yang terakhir adalah mengirimkan hasil file gambar dalam format yang dipilih ke
bagian penyimpanan (storage)/memory card.
3.
Macam-macam
kamera video untuk memproduksi film
-
Consumer, di desain untuk keperluan sehari-hari dengan
kecenderungan pengguna kalangan yang memiliki hobi
di bidang videografi.
-
Prosumer, biasa di pakai kelas menengah/semi professional, fitur-fiturnya
sebagian manual
dan sebagaian lainnya otomatis.
-
Professional, dirancang khusus untuk kebutuhan produksi yang
tinggi dengan tingkat pemakaian yang berat, berkualitas tinggi pada semua aspek
komponen, termasuk lensa. Biasanya digunakan industri pertelevisian untuk produksi program televisi
dan Production House.
KAMERA VIDEO
Kamera video (Video Camera
Recorder) adalah kamera elektronik untuk menangkap gambar bergerak (Motion)
dalam format video. Kamera video sendiri dalam perkembangannya dimulai dari
kamera video analog dan berkembang menjadi kamera video digital.
Di era modern, cara kerja kamera video analog sudah banyak ditinggalkan. Karena fungsi kamera video dan kualitas yang dihasilkan kamera video digital lebih bagus dan lebih mudah dikelola.
Di era modern, cara kerja kamera video analog sudah banyak ditinggalkan. Karena fungsi kamera video dan kualitas yang dihasilkan kamera video digital lebih bagus dan lebih mudah dikelola.
a. Kamera consumer
Contoh Kamera Consumer
Kamera consumer di desain untuk keperluan
sehari-hari dengan kecenderungan pengguna kalangan yang memiliki hobi di bidang videografi.
Ciri-ciri
kamera consumer:
a.
Fitur
yang disediakan serba otomatis
b.
Harga
relatif lebih murah
c. Tidak
tahan banting dan cenderung lebih ringkih
d. Memiliki
resolusi gambar yang rendah, SD – SDTV (Standard – definition
television)
b.
Kamera prosumer
Contoh Kamera
Prosumer
Kamera
prosumer kadang dikenal sebagai peralatan home
industry, digunakan untuk produksi yang sedikit lebih berat dan
kadang-kadang memberikan beberapa fitur profesional (misal: lensa kamera dapat
diganti dengan lensa film) tetapi masih memiliki banyak fitur otomatis seperti
yang terdapat pada kamera consumer. Karena sifatnya kombinasi portabilitas dan
kualitas, maka kamera jenis ini lebih rendah biayanya dibandingkan dengan kamera
professional sehingga para professional pun terkadang menggunakan kamera ini
dengan menambah berbagai kombinasi alat yang lain, misalnya penggunaan lensa.
Kamera
prosumer memiliki ciri-ciri:
-
Penggunanya
adalah home industry atau mendekati
professional
-
Sudah
memiliki beberapa fitur manual
-
Harga
lebih mahal dibanding kamera consumer
-
Tidak
tahan banting tetapi tidak ringkih
-
Mempunyai
resolusi gambar yang cenderung lebih baik dari kelas consumer namun masih SD –
SDTV. Ada yang sudah HDTV (high
definition television) namun harganya masih mahal.
c.
Kamera professional
Contoh Kamera Profesional
Kamera
professional dirancang khusus untuk kebutuhan produksi yang tinggi dengan
tingkat pemakaian yang berat, berkualitas tinggi pada semua aspek komponen,
termasuk lensa. Mempunyai ciri:
-
Pengguna
sebagian besar profesional broadcast industri besar di dunia pertelevisian dan Production house (PH)
-
Fitur
manual karena membutuhkan beberapa pengaturan dalam penggunaannya. Tersedia
fitur otomatis, namun gambar yang dihasilkan kurang bagus
-
Harga
mahal
-
Memiliki
standar fungsi yang tinggi, resolusi HDTV dengan warna yang tidak mengalami
distorsi
-
Sangat
stabil dan handal
-
Cukup
kuat dan tahan segala kondisi seperti getaran, guncangan, debu, dan panas
Pada
dasarnya, setiap kamera video terdiri dari tiga bagian, yaitu lensa, body camera dan video camera recorder.
1.
Lensa
Lensa
pada kamera berfungsi sebagai sebuah mata bagi kamera, hal yang paling utama
dalam menentukan apa dan bagaimana kamera akan melihat subjek dan seberapa baik pandangan yang
ditransmisikan ke chip sensor kamera. Lensa mempunyai fungsi menangkap obyek secara
optik yang menghasilkan gambar dan di teruskan kepermukaan tabung kamera (nantinya oleh tabung kamera diubah lagi dari
optik ke elektrik). Jenis lensa di bedakan menurut Focal Length yakni panjang jarak antara pusat optik lensa atau
dengan titik di mana gambar terlihat dalam keadaan focus (sensor kamera). Focal
Length
biasanya diukur dalam satuan milimeter.
Ada
beberapa kontrol
yang dapat dilakukan lewat lensa saat pengambilan gambar yakni zooming dan focus. Zooming adalah
pergerakan lensa kamera sehingga membuat
gambar terlihat seolah-olah kamera mendekat atau menjauhi subyek, pergerakan
tersebut dilakukan oleh lensa secara optik dengan mengubah panjang focal lenght dari sudut pandang
sempit (telephoto) ke
sudut lebar (wide angle). Zooming dapat dilakukan
dengan dua cara yakni secara manual dengan memutar ring zoom pada lensa dan kedua
dengan menggunakan tombol zoom servo
yang ada pada handle camera sehingga terjangkau
jari pada waktu mengoperasikan kamera.
Focus adalah pengaturan lensa yang
tepat untuk jarak tertentu. Gambar dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang
dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam.
Sehingga nampak juga di view finder
dan monitor kamera/LCD.
2. Body
camera
Body
camera berisi tabung pengambil gambar (pick
up tube) yang berfungsi untuk merubah gambar optik yang di hasilkan lensa
menjadi sinyal elektrik.
Di body
camera ini biasanya juga di lengkapi dengan
beberapa fasilitas camera seperti: view finder, exposure, black
balance, white balance, shutter speed,
digital efek dan lain-lain tergantung dari jenis
kameranya.
a)
View finder
View finder merupakan monitor
kecil sebagai jendela pengamat kita untuk bisa melihat obyek yang masuk ke dalam
kamera. View finder biasanya disertai
informasi fasilitas dan indikator pada saat rekaman, seperti indikator posisi
kamera record atau pause/stand by, white balance, iris, dan battery
atau kaset habis dan lain sebagainya.
b)
Exposure
Exsposure secara sederhana dapat diartikan
sebagai pencahayaan pada kamera untuk mendapatkan gambar
yang normal, tidak gelap (under exposure)
dan tidak sangat terang
(over exposure). Ada
tiga hal pokok yang berkaitan dengan Exsposure
pada kamera yakni aperture, gain dan filter colour.
Aperture (Diafragma) atau juga sering disebut Iris,
yaitu sejumlah lembaran metal tipis yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa
dibuka dan ditutup untuk mengatur
banyaknya sinar yang masuk ke lensa kamera. Iris seperti pupil mata kita yang bisa membesar dan
mengecil sesuai cahaya yang masuk. Bila Iris dibuka selebar mungkin, lensa
mengirim sinar maksimum ke dalam kamera, sebaliknya jika bukaan iris dikurangi maka lubang diafragma akan
menyempit, sehingga sinar yang masuk ke kamera menjadi sedikit. Bukaan
diafragma diukur dalam satuan f-stop: f/1.4 – f/22. Lebih kecil nomor f-stop =
bukaan diafragma besar, lebih besar nomor f-stop = bukaan diafragma kecil.
Pengaturan iris secara manual dapat dilakukan dengan memutar ring iris di lensa kamera.
Gain berfungsi apabila pengambilan gambar dalam keadaan
kurang cahaya.
Apabila
dalam
keadaan normal dengan bukaan f-stop maksimal (f/1.4) masih
under exposure, dengan Gain kita bisa
mengangkat exposure secara digital. Gain
pada seri kamera DSLR cinematography
disebut sebagai ISO
(International Standard Organisation). Jika
kita menaikkan
Gain atau ISO konsekuensinya
membuat gambar menjadi agak coral
atau grain (pecah, gambar bergerimis seperti
pasir).
Filter Colour yang berfungsi untuk mengubah
atau mencocokkan cahaya yang masuk ke dalam kamera. Umumnya kamera video memiliki dua buah
filter koreksi warna. Untuk syuting
di dalam ruangan dengan cahaya
lampu Tungsten (kemerahan) kita pasang filter 3200ºK dan untuk syuting dengan penerangan
cahaya matahari kita gunakan filter 5600ºK. Namun pada kamera yang lebih canggih
biasanya Filter Colour sudah bisa
diatur manual dengan angka yang
sangat variatif serta juga dilengkapi dengan Filter ND (Neutral Density) berfungsi
untuk mengurangi intensitas sinar yang terlalu kuat tanpa mempengaruhi kualitas warna cahaya.
Filter ini digunakan bila kondisi cahaya terlalu keras, seperti tengah hari yang
terik.
c) White
balance
White balance merupakan sebuah fungsi yang ada
dalam sebuah kamera untuk menentukan
warna putih yang sesungguhnya dari obyek yang diambil sehingga warna
keseluruhan akan tampak natural. Jika kamera sudah tahu warna putih yang benar,
maka kamera tersebut akan dapat menentukan warna yang lain dengan benar karena
warna yang lain juga berpedoman pada warna putih. Pada kebanyakan kamera fungsi
white balance ini dapat dilakukan
dengan otomatis (auto white balance)
atau bisa juga menggunakan preset
(pengaturan) pabrik dan juga bisa dilakukan secara manual. Jika white balance salah, maka gambar yang
dihasilkan akan salah pula, misalnya gambar akan cenderung oranye,
kebiru-biruan atau yang lainnya. White Balance harus dilakukan pada awal
sebelum kita melakukan pengambilan gambar.
d) Black
balance
Black balance merupakan pengaturan yang hampir
sama seperti pengaturan white balance.
Jika white balance menentukan warna
putih maka black balance berfungsi untuk menentukan warna
hitam. Namun fungsi ini biasanya hanya ada pada kamera jenis professional dan
tidak pada kamera consumer. Black Balance
juga mesti dilakukan
pada awal sebelum kita melakukan pengambilan gambar, atau bilamana Filter dan Gain serta keadaan cahaya berubah. Black Balance yang tidak sempurna akan menunjukan
warna-warna yang tidak sempurna terutama pada area gelap pada gambar yang di rekam.
e) Audio
level
Audio
level pada kamera sangat
penting, karena selain kualitas gambar, kualitas audio juga berpengaruh
terhadap hasil karya video yang dibuat. Televisi adalah gabungan antara gambar dan suara. Gambar tanpa audio yang
bagus akan sangat mengganggu pemirsa bahkan informasi yang hendak disampaikan tidak akan sampai kepada penonton.
3.
Video
Camera Recorder (VCR)
Bagian ini
berfungsi sebagai alat perekam gambar dan suara. Di beberapa camera ada yang recoder-nya terpisah namun ada juga yang
menyatu dengan body camera, kelebihan
dari recorder yang menyatu dengan
body camera
adalah
keringanan dan efesiensi waktu. Perkembangan
teknologi saat ini sangat memudahkan kita dalam perekaman gambar,karena kita tidak perlu
lagi menggunakan pita kaset seperti zaman dahulu, tetapi kini dapat menggunakan internal memory (HDD internal) dan external memory seperti Micro SD, SD, Stick Duo, CF dan lain sebagainya.
Kita tidak lagi
melakukan capturing (transfer data)
dari pita kaset ke komputer dimana membutuhkan alat dan waktu yang
cukup banyak, melainkan cukup dengan copy-paste data
dari memori ke komputer dalam waktu yang relatif singkat.
Gambar 9. External
Memory Stick Duo
Prinsip kerja kamera video dapat digambarkan berikut ini:
1. Lensa menangkap gambar, lalu
diteruskan ke bagian panel penangkap gambar. penangkap gambar atau biasa
disebut sensor Charge Couple Device (CCD),
yang juga berfungsi sebagai view finder,
mengirimkan gambar ke LCD.
2. Gambar yang ditangkap oleh lensa,
dilewatkan pada filter warna yang kemudian akan ditangkap oleh CCD atau sensor
gambar.
Jarak antara lensa dan sensor ini dikenal dengan istilah focal length. Jarak ini pula yang akan menjadi faktor pengali pada lensa.
Jarak antara lensa dan sensor ini dikenal dengan istilah focal length. Jarak ini pula yang akan menjadi faktor pengali pada lensa.
3. Tugas CCD adalah merubah sinyal
analog (gambar yang ditangkap oleh lensa) menjadi sinyal listrik. Pada CCD ini
terdapat jutaan titik sensor yang dikenal dengan pixel.
4. Gambar yang ditangkap oleh sensor CCD diteruskan ke bagian pemroses gambar yang tugasnya memroses semua data dari sensor CCD menjadi data digital berupa file format gambar, serta melakukan proses kompresi sesuai format gambar yang dipilih (RAW, JPEG, dan sebagainya).
Di bagian ini selain chip set yang berperan, software (firmware) dari kamera yang bersangkutan juga menentukan hasil akhir gambar.
5. Proses yang terakhir adalah mengirimkan hasil file gambar dalam format yang dipilih ke bagian penyimpanan (storage)/ memory card.
4. Gambar yang ditangkap oleh sensor CCD diteruskan ke bagian pemroses gambar yang tugasnya memroses semua data dari sensor CCD menjadi data digital berupa file format gambar, serta melakukan proses kompresi sesuai format gambar yang dipilih (RAW, JPEG, dan sebagainya).
Di bagian ini selain chip set yang berperan, software (firmware) dari kamera yang bersangkutan juga menentukan hasil akhir gambar.
5. Proses yang terakhir adalah mengirimkan hasil file gambar dalam format yang dipilih ke bagian penyimpanan (storage)/ memory card.
Sistem kamera
digital terbagi atas 3 macam. Pembagian ini berdasarkan sistem televisi di
dunia yaitu:
a. National
Television System Committee (NTSC), yang digunakan di Amerika
Serikat. Sistem ini memiliki spesifikasi kemampuan merekam gambar 525 garis
perdetik, 29 frame per second dan sumber tenaga listrik dengan frekuensi 60
hertz.
b. Phase Alternate Line (PAL), sistem
inilah yang di gunakan di Indonesia dan Eropa. Sistem ini memiliki spesifikasi
kemampuan merekam gambar 625 garis perdetik, 25 frame per second dan sumber
tenaga listrik 50 hertz.
c. SECAM, sistem ini digunakan di
Perancis. Sistem ini memiliki kemampuan merekam gambar 825 garis perdetik, 25
frame per second dan sumber tenaga listrik 50 hertz.
Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan berkaitan dengan perangkat kamera. Sebelum melakukan shooting ada
baiknya jika seorang juru kamera melakukan persiapan-persiapan sebagai berikut:
- Penguasaan
terhadap perangkat kamera yang akan digunakan. Sebaiknya mengikuti aturan
penggunaan yang tertulis pada manual book.
Pahami kelebihan dan kekurangannya.
-
Setelah
paham dengan seluk beluk kamera, pahami juga adegan apa dan teknik seperti apa yang akan
digunakan.
- Membuat
breakdown peralatan yang akan digunakan seperti baterai, mikrofon, kabel
extension, dan lain-lain.
- Pastikan
baterai dalam kondisi prima dan penuh, dan semua fasilitas di kamera berjalan
dengan baik.
Trimaksih pak Instruktur ..:)
BalasHapusmsih perlu banyak belajar dan perbaikan...:D