Oleh: Uci Potale

Berkaitan dengan Modul E dan F, tentang pembuatan Film pendek. Sebelum pengambilan gambar atau frame, Diawali dengan penyusunan Ide cerita, Premis, Sinopsis kemudian dilanjutkan shine plot dan skenario. 
Berikut saya sajikan contoh sinopsis dari ide cerita yang mungkin sering dihadapi para guru dilapangan. Kisah tentang anak yang sering berulah di dalam kelas, malas mengerjakan tugas, dan malas belajar dibanding teman-temannya. Terkadang kita menganggap anak seperti ini adalah anak bandel yang sudah dari sononya, artinya sudah tabiatnya aslinya, padahal banyak faktor yang mungkin kita bisa jadikan alasan-alasan mengapa anak demikian...
Guru terkadang harus menjadi seorang detektif, mencari tahu sebab akibat,  kadang-kadang pula harus menjadi seorang dokter ahli jiwa, hanya untuk memahami karakter peserta didik. 
Banyak faktor yang memperngaruhi sikap, mental dan perilaku seorang peserta didik. Selain latar belakang bagaimana kehidupan keluarganya, perhatian orang tuanya, pergaulan dalam lingkungan tempat tinggalnya, pergaulan dengan teman-temannya dan masih banyak lagi. Namun ada satu faktor yang terkadang luput dari perhatian guru, yaitu tentang kebutuhan. Apa hubungannya kebutuhan dengan sikap peserta didik. 
Saya pun baru mengetahui ketika saya mengajar tentang kewirausahaan di kelas X. Saya mengaitkan korelasinya antara sikap  dan teori hierarki kebutuhan menurut teori Abraham Maslow. 
Teori Hierarki kebutuhan Maslow membagi kebutuhan dalam beberapa tingkatan, yaitu kebutuhan tingkat bawah (lower-order needs) meliputi kebutuhan Fisiologi dan rasa aman, dan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat tinggi. 
Kebutuhan fisiologis: 
meliputi rasa lapar, haus, berlindung, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya.
Rasa aman: 
meliputi rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional
Sosial: 
meliputi rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan,  dan persahabatan.
Penghargaan: 
meliputi faktor-faktor penghargaan internal seperti rasa hormat diri, otonomi, dan pencapaian, dan faktor-faktor eksternal seperti status, pengakuan dan perhatian.
Aktualisasi diri: 
dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya; meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri.

Berkaitan dengan teori Maslow, maka kasus Galang dalam ide cerita diatas, saya menduga bahwa tokoh Galang adalah sosok anak yang dalam masa pertumbuhan fisik dan emosinalnya, selain kebutuhan mendasar dia membutuhan kebutuhan tingkat tinggi yaitu pengakuan, penghargaan, dan penerimaan(kebutuhan penghargaan). Selain cinta dan kasih sayang (kebutuhan sosial) sosok Galang ingin diakui sebagai individu yang memiliki dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya dengan potensi yang dimilikinya sebagai wujud pengaktualisasian diri.
Sama halnya sepasang kekasih, kadang kita mendengar satu sama lain ingin diakui sebagai orang yang dicintai, atau kita sering melihat kebanyakan orang mengabadikan setiap momen dengan photo baik selfie maupun groufie sebenarnya mereka sedang ingin mengaktualisasikan diri bahwa inilah saya/kami dengan gaya saya/kami, inilah saya dengan bla...bla..bla.. dan lain-lain. Hanya saja jika berlebihan, hal ini terlalu mengkhawatirkan. :D :D :D
Sebagai orang tua dan guru, kita mungkin dapat memahami dari sisi ini, sehingga kita tahu persis tindakan kita apakah memberi dorongan lebih baik atau melarangnya. 
Demikian penjelasan tentang ide cerita di atas berkaitan dengan teori kebutuhan menurut Maslow. Tahap selanjutnya, bagi para pembaca dapat membuat film pendeknya. :D :D :D
Terimaksih. 

.....................................................................
IDE       : ANAK SEKOLAHAN
PREMIS    : GALANG SEORANG SISWA YANG SUKA BERULAH, DAN BUTUH   
             PERHATIAN. 
SINOPSIS  :
PENULIS   : Uci Potale,S.Pd

Film pendek ini mengisahkan tentang Rany seorang guru muda yang enerjik, ulet, ramah dan rendah hati. Diawal tugasnya dia ditempatkan disebuah sekolah baru yang kurang lebih enam tahun dibangun. Sikapnya yang rendah hati membuat banyak orang yang senang kepadanya termasuk pimpinan sekolah tersebut, para guru dan para siswa. Namun, ternyata keramahan hatinya tak selalu berbanding lurus dengan sikap yang ditunjukan oleh seorang siswa yang bernama Galang.

Galang adalah seorang siswa yang dikenal over oleh teman-temannya. Over dalam artian suka berlebihan. Selain memang karena dia terlahir dari keluarga yang berada, dia juga suka berlebihan dalam bersikap.
Dia tipe orang yang ingin dipuja, suka membanggakan diri sendiri, suka meremehkan orang lain dan suka berangan-angan lebih termasuk dia berangan-angan ingin menjadi artis ngetop mungkin. Dia lebih cenderung aktif dibidang non akademik seperti latihan bola, latihan band dan lain-lain dibanding masuk sekolah. 

Setiap jdwal mata pelajaran Bu Rany dia sering tidak mengikuti Kegiatan belajar mengajar dengan baik, ada-ada saja ulah yang dia lakukan di kelas, mengganggu temannya belajar, mengabaikan tugas sekolah dan asyik menggambar sampai asyik mendengar musik di Handphonenya melalui headset dan tampak tangannya menepuk-nepuk meja seoalah-olah dia sedang bermain drumband. Dia tampak menikmati aktivitasnya sendiri, dia merasa masa bodoh dengan kehadiran Bu Rany di depan kelas yang sementara menjelaskan. Keramahtamahan Bu Rany sering dia manfaatkan dengan bolos masuk kelas.

Suatu hari Galang tidak masuk sekolah, Hal ini membuat Bu Rany penasaran dan mencari tahu alasannya termasuk tentang latar belakang kehidupan keluarga Galang.
Kesibukan orang tua Galang membuat galang merasa tidak diperhatikan, dia merasa tidak mendapat kasih sayang dan pengakuan akan kelebihan bakat terpendam yang dimilikinya, ditambah lagi kedua orang tua galang lebih menyukai Galang Juara satu dikelasnya dibanding juara main bola atau main alat musik.

Bu Rany kadang mendekati galang dan mengajaknya bicara menanyakan dan mencari tahu perihal mengapa galang malas dalam mengerjakan tugas.

Suatu hari Bu Rany meminta Galang untuk menampilkan bakatnya didepan kelas, dengan senang hati dan percaya diri galang langsung menunjukan kebolehannya. Bu Rany dan teman-temannya mengapresiasi dengan tepukan tangan meriah. Bu Rany sering mengingatkan Galang bahwa berkarya dibidang lain itu bagus tetapi bukan berarti harus mengabaikan kegaiatan pembelajaran. 

Bu Rany meminta Galang untuk aktif kedua-duanya. Jika dia dapat menyenangkan hati teman-temannya, mengapa tidak menyenangkan hati kedua orang tuanya, karena Bu Rany tahu persis sebenarnya Galang adalah anak yang pintar hanya saja dia malas dalam mengerjakan tugas sekolah. Sejak kejadian itu, kata-kata Bu Rany mulai mempengaruhi fikirannya, dan hari-hari berikutnya banyak yang berubah dengan Galang...

SELESAI



Komentar